SEPTEMBER 2018
Tema kita pada bulan ini adalah “Persembahanku yang Hidup“, di dalam kitab Roma 12:1 dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari dikatakan demikian “Saudara-saudara! Allah sangat baik kepada kita. Itu sebabnya saya minta dengan sangat supaya kalian mempersembahkan dirimu sebagai suatu kurban hidup yang khusus untuk Allah dan yang menyenangkan hati-Nya. Ibadatmu kepada Allah seharusnya demikian”. Amin!
Ada istilah yang berkata “No Sacrifice No Victory”, tidak ada pengorbanan maka tidak akan ada kemenangan. Dengan kata lain hal tersebut menunjukan kepada kita bahwa jalan menuju kemenangan adalah jalan yang penuh dengan pengorbanan.
Ayat nats kita untuk tema bulan kemarin di dalam Victorious Living, dikatakan di dalam 2 Korintus 2:14a Paulus berkata “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus SELALU membawa kami di jalan kemenangan-Nya”. Di dalam ayat tersebut kita dapat temukan bahwa Paulus juga sesungguhnya ingin menyampaikan sebuah pesan bahwa Tuhan selaalu membawa dia di dalam jalan yang penuh dengan pengorbanan, tetapi puji Tuhan di awal kalimatnya Paulus bersyukur kepada Tuhan.
Mengapa Paulus bersyukur?
Sebab Paulus menyadari bahwa jalan pengorbanan yang dia lalui selalu akan membawa dia selalu akan membawa dia kepada kemenangan yang datang dari Tuhan.
NO SACRIFICE NO VICTORY, NO CROSS NO GLORY.
Alkitab mencatat dengan sangat jujur bahwa konsekuensi mengikut Tuhan Yesus bukan hanya diberkati, tetapi juga kita harus bersedia bayar harga, pikul salib dan berkorban. Mengapa demikian saudara-saudara? Sebab pengorbanan, pikul salib berbicara mengenai menyerahkan kendali kehidupan seseorang atas dirinya kepada Tuhan.
Camkan baik-baik bahwa Tuhan hanya bisa memakai kehidupan seseorang yang bersedia menyerahkan kendali hidupnya kepada Tuhan. Ingat baik-baik, bahwa Tuhan hanya bisa memakai kehidupan seseorang yang bersedia menyerahkan kendali atas dirinya kepada Tuhan. Semakin besar kendali yang dia serahkan kepada Tuhan, semakin banyak hal yang Tuhan bisa kerjakan di dalam kehidupan orang tersebut.
Semakin banyak orang-orang di dalam keluarga yang menyerahkan kendali hidupnya kepada Tuhan maka semakin harmonislah kehidupan keluarga tersebut. Demikian juga semakin banyak orang-orang yang menyerahkan kendali hidupnya kepada Tuhan, di dalam sebuah gereja maka semakin besar pula dampak daripada gereja tersebut.