Yehezkiel 17:1-24
(Ayat 19) Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Demi Aku yang hidup, Aku pasti menimpakan atas kepalanya sumpahnya kepada-Ku, yang dipandangnya ringan dan perjanjiannya di hadapan-Ku, yang diingkarinya.
Shalom adik-adik,
Allah menyuruh Yehezkiel untuk menyampaikan pesan kepada orang Yehuda. Pada saat itu raja yang memerintah bernama Zedekia. Ia menjadi raja yang jahat. Tidak takut Allah. Tidak taat dan tidak menghormati kekudusan nama Allah.
Adik-adik, ketika Yehuda mendapat ancaman dari kerajaan Babel yang dipimpin oleh Nebukadnezar berjanji kalau kerajaan Babel tidak akan menyerang Yehuda bila Yehuda mau tunduk dan menyerah kepada Babel.
Zedekia melakukan perintah Nebukadnezar, bersumpah untuk tunduk dan setia kepada Babel dengan mengatasnamakan Tuhan. Tetapi kemudian Zedekia tidak menghargai sumpah setia yang diucapkannya. Ia menggalang koalisi dengan kerajaan Mesir. Zedekia tidak menghargai kekudusan nama Tuhan, akibatnya Nebukadnezar menyerang dan menghancurkan Yehuda.
Adik-adik, Yehezkiel mengkritik sikap Zedekia yang memandang rendah terhadap perjanjian yang diucapkannya terhadap raja Babel. Perjanjian yang menggunakan nama Tuhan Allah.
Ketidaksetiaan Zedekia membawa kehancuran Yehuda. Ketidaksetiaan pemimpin akan berdampak buruk terhadap orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang setia dengan perkataannya. Berani mempertanggungjawabkan semua yang sudah diucapkannya.
Adik-adik, sebagai anak Tuhan Yesus, adik-adik adalah seorang pemimpin. Minimal menjadi pemimpin atas hidup adik-adik. Adik-adik harus berani mempertanggungjawabkan perkataan dan ucapan sehingga Tuhan Yesus dimuliakan melalui kehidupan adik-adik.
ADIK-ADIK HARUS MENJADI PEMIMPIN YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS SETIAP UCAPAN DAN KEPUTUSAN YANG ADIK-ADIK LAKUKAN.
RENUNGKAN:
- Kenapa pemimpin harus berani mempertanggungjawabkan perkataan dan perbuatannya?
- Apa dampak dari pemimpin yang salah bertindak?
DOA:
(Apa yang Tuhan Yesus sampaikan melalui pembacaan firman Tuhan hari ini?)