KEKUATAN DALAM IBADAH

DH-Kekuatan Dalam Ibadah
2 Timotius 3:1-17
(Ayat 5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuataannya. Jauhilah mereka itu!

Pengertian kata “lahiriah” artinya tampak atau sesuatu yang kelihatan, sedangkan definisi ibadah adalah perbuatan yang menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (KKBI). Secara etimologi kata ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk.

Pengertian menjalankan ibadah secara lahiriah berarti merendahkan diri atau tunduk melakukan perintah-Nya secara kelihatan atau bisa dilihat mata. Dan semua orang yang memiliki agama pasti akan melakukan ibadah keagamaannya sebagai bukti ketaatannya. Orang yang melakukan ibadah seharusnya menghasilkan suatu perubahan dalam kehidupannya karena melakukan perintah Tuhan.

Tetapi di akhir zaman ternyata orang yang melakukan ibadah malah semakin mencintai dirinya, menjadi hamba uang, sombong, pemfitnah, hidup dalam hawa nafsu, tidak takut akan Allah dan masih banyak yang lainnya, yang intinya tidak menjadi orang yang lebih baik (ayat 1-4). Semuanya itu disebabkan mereka melakukan ibadah secara lahiriah dan tidak menangkap esensi ibadah itu sendiri.


ADA KEKUATAN DI DALAM IBADAH YANG SEJATI


Paulus menyampaikan kepada Timotius bahwa ada kekuatan dalam ibadah. Ibadah yang dimaksud Paulus bukan sekadar ibadah secara lahiriah yang biasa dilakukan pada umumnya tetapi ibadah yang sejati karena ada kekuatan di dalam ibadah yang sejati.

Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Pada saat kita melakukan ibadah yang sejati artinya kita menyerahkan seluruh keberadaan kita kepada Allah dan secara otomatis Allah berkuasa atas kita yang membuat kita takut untuk melanggar perintah-Nya.

ESENSI IBADAH SEHARUSNYA MEMBUAT ORANG HIDUP BENAR dan hanya ibadah yang sejati yang dapat mengubah orang menjadi baik.

Tuhan memberkati.

DOA :
Ampuni saya Tuhan kalau selama ini saya belum sungguh-sungguh dalam beribadah karena karakter saya belum berubah. Mulai hari ini saya akan sungguh-sungguh dalam beribadah. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.