KEKUDUSAN

Tuhan memerintahkan Musa untuk mengurapi Kemah Suci dan segala isinya dengan minyak urapan. Mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan dan segala perkakasnya termasuk juga yang dikuduskan. Tujuannya untuk menguduskan, walaupun keseluruhan Kemah Suci dan perabotannya telah dikerjakan dengan baik, tetapi tanpa proses pengudusan benda-benda tersebut belum kudus.

Kata kudus mempunyai arti “dipisahkan”, maksudnya dipisahkan khusus untuk Tuhan. Dikuduskannya Kemah Suci dan segala perabotannya serta para imam dikhususkan untuk Tuhan. Kekudusan sangat penting di mata Allah karena Ia sendiri kudus adanya atau Allah yang kudus.

Sekalipun kekudusan sangat penting namun kekudusan jarang terdengar atau dibicarakan dibandingkan dengan kasih Allah. Orang lebih sering mendengar dan membicarakan tentang kasih Allah daripada kekudusan dan hidup kudus. Padahal para malaikat menekankan kekudusan Allah dalam pujiannya: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam” (Wahyu 4:8).

Kekudusan Allah adalah doktrin yang sangat penting dalam kekristenan. Kekudusan adalah syarat mutlak untuk kita menghadap Allah dan berkenan di mata-Nya. Kekudusan bukan topik yang menyenangkan dibandingkan topik Kasih Allah. Untuk kudus atau hidup kudus, kita harus dipisahkan dari yang tidak kudus, sedangkan daging yang kita hidupi senantiasa cenderung untuk tidak kudus.

Hidup kudus merupakan perintah Allah untuk umat-Nya termasuk kita sebagai orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan di atas kayu salib. Kita harus dan wajib hidup kudus.

PADA SAAT KITA HIDUP KUDUS MAKA KEKUDUSAN ALLAH AKAN MELINGKUPI KITA DAN KITA HIDUP DALAM KASIH KARUNIA ALLAH. Ada perlindungan, penyertaan dan penyediaan Allah secara supernatural. Menyembah Allah yang kudus berarti berkomitmen melakukan perintah-Nya untuk hidup kudus.

Tuhan memberkati.

RENUNGKAN :

1. Mengapa saya harus hidup kudus?
2. Bagaimana supaya saya bisa hidup kudus?

DOA :
( Apa yang Tuhan sampaikan melalui pembacaan Firman Tuhan hari ini? )