KERENDAHAN HATI

DH-Kerendahan Hati
Amsal 18:1-24
(Ayat 12) Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

Kata “rendah hati” memiliki pengertian “tidak sombong atau tidak angkuh”. Sedangkan kata “angkuh” artinya “suka memandang rendah kepada orang lain”, bersinonim dengan: “tinggi hati, sombong, congkak”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rendah hati adalah sikap yang tidak merendahkan orang lain.

“Kerendahan hati” dalam bahasa Yunani memiliki pengertian berbaring di tempat yang rendah. Hal ini menggambarkan kesederhanaan dan kelembutan. Pada hakikatnya kerendahan hati menunjuk kepada sikap kesederhanaan. Kesederhanaan ini menyangkut pengakuan bahwa keberadaan kita hanya karena anugerah Tuhan semata-mata.

Lawan kata kerendahan hati adalah tinggi hati, yang berarti menganggap dirinya penting dan patut dibanggakan. Dengan kata lain tidak mengakui keberadaannya karena anugerah Allah, tetapi karena usaha sendiri. Dan Allah mengutuk orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri. Tuhan Yesus memberikan teladan yang sempurna bagaimana memiliki kerendahan hati.

YESUS ADALAH PRIBADI YANG RENDAH HATI DAN IA MENGAJARKAN BAHWA SIAPA SAJA YANG MENINGGIKAN DIRI AKAN DIRENDAHKAN, DAN SIAPA SAJA YANG MERENDAHKAN DIRI AKAN DITINGGIKAN (Lukas 14:11).


KITA HARUS SELALU MERENDAHKAN DIRI, TAHU DAN INGAT KALAU KITA BOLEH ADA SAAT INI, ITU SEMUA KARENA ANUGERAH TUHAN


Kita harus hati-hati dalam hidup ini agar kita tidak jatuh pada dosa kesombongan, karena sering kali mungkin kita tidak menyadarinya. Kita harus tahu dan selalu ingat, kalau kita boleh ada saat ini, itu semua karena anugerah Tuhan, oleh karena itu tidak ada yang perlu disombongkan dari diri kita.

Tuhan memberkati.

DOA :
Tuhan ampuni saya kalau selama ini saya sombong. Saya bertobat dan berjanji akan rendah hati dan tidak sombong dalam kehidupan saya. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.