Nats bacaan di atas menggambarkan asal mulanya manusia berasal dari tanah liat. Kita ternyata tidak lebih dari seonggok tanah liat. Bahkan dalam ayat lain Yesaya berkata bahwa manusia tidaklah lebih dari embusan nafas semata. Jika kita adalah tanah liat, maka Tuhan adalah Penjunan kita. Sebagai tanah liat tentu kita tidak punya kekuasaan apa-apa. Tanah liat tidak pernah bisa mengatur pembuatnya untuk membentuk dirinya sesuai dengan keinginannya. Si pembuatlah yang pasti mengenal jenis tanah liat dan seperti apa ia bisa dibentuk, seindah mungkin. Demikianlah Yesaya mendapat pelajaran dari Allah melalui tukang periuk. Dan bagaimana hubungan Allah dengan manusia. Tuhanlah sang Penjunan atau Pembuat, sedang kita adalah tanah liat yang berada di tangan sang Pembuat. Oleh karenanya bukan kehebatan kita yang membuat kita menjadi baik, berkelimpahan dan selamat, namun semua karena kehebatan Allah yang membentuk kita. JANGANLAH SIKAP KITA SOMBONG KARENA KITA HANYALAH TANAH LIAT BUATAN ALLAH; SEMUA YANG KITA MILIKI KARENA ANUGERAH TUHAN; HIDUPLAH RENDAH HATI DAN MULIAKANLAH TUHAN dengan seluruh keberadaan kita sehingga Tuhan dipermuliakan. Tuhan memberkati.Yesaya 64:1-12
(Ayat 8) Tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.