ALLAH menyuruh Yehezkiel untuk menyampaikan pesan kepada orang Yehuda. Pada saat itu raja yang memerintah bernama Zedekia. Ia menjadi raja yang jahat, tidak takut Tuhan, tidak taat, dan tidak menghormati kekudusan nama Tuhan. Yehuda mendapat ancaman dari kerajaan Babel, yang dipimpin oleh Nebukadnezar. Nebukadnezar berjanji, kerajaan Babel tidak akan menyerang Yehuda kalau Yehuda mau tunduk dan menyerah kepada Babel. Pada mulanya Zedekia bersumpah untuk tunduk dan setia kepada Babel dengan mengatasnamakan Tuhan. Tetapi kemudian Zedekia tidak menghargai sumpah setia yang diucapkannya. Ia menggalang koalisi dengan kerajaan Mesir. Zedekia tidak menghargai kekudusan nama Tuhan. Akibatnya Nebukadnezar menyerang dan menghancurkan Yehuda. Yehezkiel mengkritik sikap Zedekia yang memandang rendah terhadap perjanjian yang diucapkannya terhadap raja Babel, dengan menggunakan nama Tuhan ALLAH. Ketidaksetiaan Zedekia membawa kehancuran Yehuda. Ketidaksetiaan pemimpin akan berdampak buruk terhadap orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang setia dengan perkataannya dan berani mempertanggungjawabkan semua yang sudah diucapkannya. Sebagai pemimpin, DI MANAPUN TUHAN TEMPATKAN KITA, KITA HARUS MENJADI PEMIMPIN YANG BERTANGGUNG JAWAB, SETIAP UCAPAN DAN KEPUTUSAN HARUS BERANI KITA PERTANGGUNGJAWABKAN. Tuhan memberkati.Yehezkiel 17:1-24
(Ayat 19) Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Demi Aku yang hidup, Aku pasti menimpakan atas kepalanya sumpahnya kepada-Ku, yang dipandangnya ringan dan perjanjiannya di hadapan-Ku, yang diingkarinya.DOA :
Ampuni saya Tuhan, kalau seringkali saya tidak bertanggung jawab dengan setiap keputusan saya. Saya berjanji akan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.
Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.