PRINSIP TABUR-TUAI

DH-Prinsip Tabur-Tuai
Yehezkiel 7:1-27
(Ayat 9) Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan; selaras dengan tingkah lakumu akan Kubalaskan kepadamu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji akan tertimpa atasmu. Maka kamu akan mengetahui, bahwa Aku, TUHANlah, yang memusnahkan.

Suatu prinsip dalam kerajaan surga adalah prinsip tabur-tuai. APA YANG KITA TABUR AKAN KITA TUAI, KITA MENABUR KEBAIKAN AKAN MENUAI KEBAIKAN, MENABUR KEJAHATAN AKAN MENUAI KEJAHATAN.

Prinsip ini juga berlaku pada umat Allah. Barang siapa menabur dalam daging, ia akan menuai kebinasaan, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup kekal (Gal. 6:8). Sekalipun Allah mengasihi umat-Nya, kalau umat-Nya berbuat dosa, Allah akan menghukumnya, tetapi kalau umat-Nya taat melakukan semua perintah-Nya maka janji Allah akan digenapi dalam kehidupan mereka.


KITA AKAN MENUAI DARI APA YANG KITA TABUR


Jangan menyalahartikan kebaikan Tuhan. Jangan menyalahartikan kasih karunia Tuhan. Memang selalu tersedia pengampunan bagi yang mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan. Tetapi kita tetap akan menuai dari apa yang kita tabur.

Daud mengakui dosanya ketika ia berzinah dengan Batsyeba, Allah mengampuni Daud. Tetapi Daud tetap menerima penghukuman Allah, Daud menuai dari apa yang ditaburnya; tiga hari penyakit sampar harus diterimanya (2 Sam. 24:13). Allah sangat marah ketika Israel-Yehuda melanggar perintah Tuhan, sekalipun mereka umat kepunyaan Tuhan. Allah menghancurkan keduanya.

Kematian Yesus merupakan bukti Allah mengasihi manusia. Kalau Allah saja mau memberikan diri-Nya untuk mati di kayu salib untuk menanggung dosa-dosa kita, maka Tuhan juga tidak akan segan-segan untuk menghukum kita bila tidak taat. Kasih karunia menunda penghukuman Allah tetapi bukan menghilangkan penghukuman.

Tuhan memberkati.

DOA :
Tuhan… ampuni semua dosa dan kesalahan saya. Saya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.