Yeremia menganjurkan kepada bangsa Israel untuk berdoa kepada Tuhan memohon pertolongan dan pengampunan akan dosa dan hukuman yang Allah berikan. Doa yang dipanjatkan kepada Allah bukan bermaksud untuk mengubah keadaan atau ketetapan penghukuman atas Israel. Ketetapan Allah tidak dapat diubah oleh siapapun. Sekali Allah berfirman maka semua firman-Nya akan terlaksana dan tidak mungkin dibatalkan. Doa dan ratapan bangsa Israel ditujukan sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah. Kesedihan ataupun ratapan atas dosa-dosa yang telah mereka perbuat sehingga menimbulkan murka Allah (Rat. 2). “RATAPAN” ADALAH PENYESALAN MENDALAM AKAN SETIAP DOSA YANG TELAH DILAKUKAN, DISERTAI TEKAD BULAT UNTUK TIDAK LAGI HIDUP DAN BERKOMPROMI DENGAN DOSA. Hal inilah yang seharusnya menjadi pergumulan dan pelajaran penting bagi hidup kita, bahwa tidak seharusnya kita senang hidup dalam dosa, apalagi menjadikan dosa sebagai gaya hidup. Sebaliknya menyesal dan berdukalah atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. Bertobat bukan hanya terucap di bibir saja, namun juga mampu dinyatakan dalam perbuatan sehari-hari. Di akhir zaman, perbuatan dosa telah menjadi bagian dari gaya hidup manusia. Manusia tidak lagi menyesal akan setiap dosa yang telah dilakukan dan manusia tidak lagi meratapi dosa-dosa yang mereka perbuat. Dosa mendatangkan hukuman Allah tetapi “ratapan” untuk setiap dosa akan mendatangkan pengampunan Allah. Tuhan memberkati.Ratapan 2:1-22
(Ayat 18) Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kau berikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang!DOA :
Tuhan, Tuhan… Ampuni saya, saya bertobat dan berjanji tidak mengulangi lagi perbuatan dosa yang telah saya lakukan. Saya percaya saat ini juga Tuhan mengampuni saya.
Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.