TEMAN ATAU MUSUH

Siapapun tidak ada yang tahu, bila teman kita—yang sikapnya baik pada kita—tiba-tiba dapat menjadi musuh. Itulah yang terjadi pada Gedalya bin Ahikam. Di mata orang Yahudi Gedalya bin Ahikam bin Safan adalah seorang pemimpin yang mempunyai jiwa terhormat sekaligus memberi pengaruh yang baik bagi orang-orang Yehuda.

Ketika semua orang Yehuda yang ada di Moab di antara bani Amon, di Edom dan negeri-negeri lain mendengar bahwa raja Babel telah membiarkan sisa rakyat di Yehuda dan mengangkat Gedalya bin Ahikam bin Safan atas mereka maka kembalilah semua orang Yehuda dari segala tempat ke mana mereka telah berserak-serak, dan masuk ke tanah Yehuda kepada Gedalya di Mizpa.

Mereka mengumpulkan hasil anggur dan buah-buahan amat sangat banyak. Tetapi sayang, salah seorang dari para pemimpin melarikan diri, yakni Ismael telah disogok oleh raja Amon untuk menghancurkan Gedalya dan merencanakan pembunuhan atas diri Gedalya.

Pada zaman sekarangpun, banyak anak-anak Tuhan menjadi sama seperti Ismael bin Netanya, setelah menjatuhkan seseorang, memfitnah bahkan membunuh kemudian berkata “kasihan…” Sambil menunjukkan kesedihan hanya untuk menutupi kebusukan hatinya.

SIFAT IRI HATI, KETAMAKAN, TIDAK MAU MERENDAHKAN DIRI, TELAH BANYAK MENUTUPI HATI NURANI MANUSIA SEHINGGA TIDAK SANGGUP UNTUK MELIHAT TERANG YANG NYATA DI DALAM KRISTUS. Semuanya itu menyebabkan rumah tangga, gereja, masyarakat bahkan bangsa menjadi porak-poranda dan hancur.

KITA HARUS MENJADI TERANG BAGI JIWA-JIWA, SEHINGGA NAMA TUHAN DIMULIAKAN

Kita harus menjadi terang bagi jiwa-jiwa, sehingga nama Tuhan dimuliakan; jangan bersikap manis di depan tetapi di belakang menjelek-jelekan.

Tuhan memberkati.

DOA :
Tuhan saya mau tetap menjadi teman dan terang dengan siapapun supaya Tuhan dimuliakan dalam hidup saya. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.