TETAP MENJADI GARAM

DH-Tetap Menjadi Garam
Markus 9:1-50
(Ayat 50) Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”

Garam dipakai untuk memberi rasa pada makanan. Pemakaian garam yang sesuai takaran akan membuat makanan menjadi lezat. Setiap orang percaya adalah garam dunia (Mat. 5:13a). Seperti garam yang bisa membawa pengaruh kepada makanan demikian juga kita dapat membawa pengaruh terhadap dunia karena kita adalah garam dunia.

SEBAGAI GARAM DUNIA, HIDUP KITA HARUS MEMBAWA PENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN DI SEKELILING KITA. Semua tindakan dan perbuatan kita dapat membawa pengaruh yang baik dan juga pengaruh yang buruk. Pengaruh yang baik kalau kita menjadi pelaku-pelaku firman dan pengaruh yang buruk kalau perbuatan kita tidak sesuai firman Tuhan.

Garam dapat menjadi tawar. Garam yang menjadi tawar tidak dapat mempengaruhi makanan lagi dan menjadi tidak berguna. Demikian juga dengan kehidupan kita. Kalau hidup kita sudah tidak membawa pengaruh lagi yang memuliakan Tuhan artinya kita sebagai garam dunia sudah tawar. Dan kalau sudah tawar garam akan dibuang dan diinjak orang (Mat. 5:13b).

Kita harus menjaga hidup kita supaya tetap menjadi garam dunia. Melalui hidup dan perbuatan, kita memberi rasa atau dampak bagi lingkungan kita berada dan Tuhan dimuliakan. Sebaliknya bila hidup kita tidak berdampak maka kita akan dicampakkan.

Supaya hidup kita tetap menjadi garam, kita harus hidup intim dengan Tuhan, berdoa, membaca firman Tuhan, beribadah dan bersekutu dengan Tuhan yang terus menerus dan melakukan semua perintah Tuhan.

Tuhan memberkati.

DOA :
Tuhan saya mau menjadi garam yang memberi rasa bagi lingkungan saya. Saya mau hidup intim dengan Tuhan supaya hidup saya terus memberi rasa. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.