NOVEMBER 2016
Kerinduan hati Tuhan di dalam membentuk sebuah keluarga adalah untuk menjadikannya sebagai keluarga yang ilahi, sebuah keluarga yang dipenuhi dengan kebahagiaan dan dipenuhi dengan kebenaran Firman Tuhan, sebuah keluarga yang melakukan kehendak Tuhan dan mengenapi rencana Tuhan melalui dan di dalam kehidupan keluarga mereka.
Namun tentunya untuk menjadi sebuah keluarga yang ilahi membutuhkan sebuah proses yang panjang, ada banyak gesekan dan konflik yang terjadi di dalam keluarga akibat banyaknya masalah yang muncul. Tetapi setiap kali keluarga tersebut berhasil mengatasi konflik atau gesekan yang terjadi di dalam kehidupan mereka, maka selalu ada buah yang dihasilkan dan tentunya kehidupan keluarga mereka menjadi semakin lebih dekat kepada Tujuan Tuhan.
Di dalam keluarga biologis maupun keluarga rohani, gesekan atau konflik merupakan hal yang lumrah terjadi. Sebab mereka hidup berdampingan bersama-sama, tetapi akibat yang negatif yang sering kali muncul dari gesekan atau konflik yang tidak ditangani dan diatasi dengan baik adalah timbulnya rasa tidak nyaman dan rasa sakit di dalam hati anggota keluarga yang ada. Tentunya kalau Tuhan mengizinkan terjadinya konflik di dalam keluarga, tujuannya adalah mendatangkan kebaikan yaitu agar kebiasaan yang buruk, karakter yang buruk yang ada dalam diri kita itu menjadi terkikis. Dan juga tentunya untuk membangun sebuah kualitas kehidupan yang baik, bukan hanya dalam kehidupan pribadi kita tetapi juga di dalam kehidupan keluarga kita menjadi semakin lebih baik.
Ada sebuah quote yang berkata “DON’T BE BITTER WHEN GOD IS DEALING WITH YOU TO BE BETTER”, jangan kita menjadi sakit hati justru ketika Tuhan sedang memproses kehidupan kita dengan tujuan untuk menjadikan kehidupan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sepanjang bulan November 2016 ini mari kita bersama-sama belajar untuk bagaimana caranya mengatasi gesekan atau konflik yang terjadi dalam hubungan sebuah keluarga, agar kehidupan kita dan keluarga kita menjadi semakin lebih baik, lebih indah dan pada akhirnya menjadi serupa dengan Kristus. Kehidupan keluarga kita menjadi keluarga yang ilahi.