MINYAK NARWASTU

DH-Minyak Narwastu
Kidung Agung 1:1-17
(Ayat 12) Sementara sang raja duduk pada mejanya, semerbak bau narwastuku.

Kitab Kidung Agung melukiskan tentang kenikmatan cinta. Dalam bahasa Ibrani, ungkapan cinta dilakukan dalam konteks kebenaran. Kenikmatan cinta digambarkan seperti minyak narwastu yang tercurah.

Minyak narwastu adalah minyak wangi yang mahal harganya dan merupakan lambang yang indah dan tepat bagi cinta. Hal ini yang dilakukan oleh Maria yang mencurahkan minyak narwastu ke kaki Tuhan Yesus dan menyeka dengan rambutnya. Minyak yang mahal dan harga dirinya diserahkan kepada Tuhan Yesus sebagai bukti kasihnya.

Bagi seseorang yang mengalami kenikmatan cinta, nama sang kekasih terus terngiang dalam pikirannya seperti minyak wangi yang harum dan menyegarkan. Menyebut nama sang kekasih saja sudah menggembirakan hati (ayat. 3)

Untuk menikmati cinta sejati, kita hanya boleh memiliki satu “objek” cinta saja atau satu pribadi yang menjadi curahan kasih. Untuk itu, kita harus menjauhkan diri kita dari “WIL” atau “PIL” yang hanya seperti semak duri dan pohon-pohon liar di hutan.


CINTA ADALAH ANUGERAH TUHAN, CURAHKANLAH CINTA KEPADA PASANGAN YANG SEPADAN YANG TUHAN BERIKAN


CINTA ADALAH ANUGERAH TUHAN. Jangan sembarangan mencurahkan cinta sehingga cinta menjadi murahan dan tidak memiliki kenikmatan. Curahkanlah cinta kepada orang yang kita kasihi, yaitu pasangan yang sepadan yang Tuhan berikan, yaitu suami atau istri dan nikmatilah cinta dengannya.

Tuhan memberkati.

DOA :
Tuhan, saya mau berikan cinta yang terbesar dalam hidup saya hanya kepada Tuhan. Tuhan yang sudah mau mati untuk saya supaya saya dipulihkan dan diberkati. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.